Laman

Selasa, 30 Juni 2015

Sejarah Singkat Bombonawulu



Pernahkah anda tau cerita singkat sejarah Bombonawulu,,,, Marimi saya ceritakan tapi nanti kamuorang yang luruskan kalo ada kesalahanku mohon dimuklumi saja ee,, yang terpenting konee perbanyak bertanya pada orang-orang tua kampo karena mumpung mereka masih hidup sebagai referensi dasar ???? JANGAN lupa sediakan teh sama tuli-tulinya bagi lingkup Gulamasta supaya lebih enjoy jangan lupa panggil-panggil dengan teman-teman kamuorang supaya lebih bermanfaat dan saling berbagi. Katong mulai sudah jangan talalu lama-lama ada beberapa sumber menjelaskan bahwa sejak RAJA LA ODE RANDA SUASA , Bombonawulu sering mendapat serangan dari kerajaan lain . Para sumber menceritahkan bahwa mengantisipasi atas kejadian pada masa pemerintahan RAJA LA ODE RANDA SUASA, RAJA LA ODE MBALIWATA bersama SAHA sepakat membangun benteng pertahanan di DADU WALI kota Bombonawulu. Para sumber juga menjelaskan bahwa batu dasar peletakan benteng Bombonawulu adalah KONCU BULUGO yang berasal dari MALUKU (Tidore) sebanyak 40 buah. Adapun batu dasar tersebut didatangkan dari Maluku dengan menggunakan perahu (Bhangka Wangkuworio) oleh LA ODE HARMANI dan didaratkan di KONTAWU (pantai Lombe sekarang ini).

Para sumber menceritahkan bahwa batu dasar KONCU BULUGO dibawah dari KONTAWU ke DADU WALI kota BOMBONAWULU dengan cara masyarakat berjejer kemudian KONCU BULUGO diangkat dari tangan ke tangan, kemudian batu dasar tersebut disimpan di setiap pintu benteng (LAWA ) dan disetiap sudut DADU WALI. Para nara sumber juga menjelaskan bahwa benteng Bombonawulu memiliki 7 (tujuh) pintu atau 7 Lawa, namun setelah takluk dan berada dalam kesultanan buton pintu atau Lawa benteng Bombonawulu sebagian ditutup dan yang masih ada sampai sekarang tinggal 3 ( tiga ) pintu atau Lawa yakni : 1. Lawano Ombonowulu atau Lawano Wamelai, 2. Lawano Lakudo dan yang ke 3 Lawano Kaengkaci, sedangkan Lawano Kampebuni dan Lawano lainnya ditutup oleh SAHANO OMBONOWULU sebelum mereka meninggalkan DADU WALI kota Bombonawulu.


Kayakanya masih kurang dengan cerita diatas belaa,,,, masih ada tambah-tambahnya konee ??? asalo maafu kaasi ee terlalu banyak saya  cantumkan sumbernya belaa. kalu sudah habis tuli-tulinya jangan lupa ditambah sama pisang gorengnya supaya lebih panas-panas.. hehehehe Oky klau sudah selesai kita launjutkanmi tapi masih dalam topik yang sama dalam kaitanya dengan kerajaan buton di wolio RAJA VI LA KILAPONTO, para sumber menjelaskan bahwa LA KILAPONTO pernah menjadi RAJA Bombonawulu menggatikan RAJA LA ODE MBALIWATA..Sumber dari LA NIYLA bahwa awalnya LAKILAPONTO menjadi RAJA di Bombonawulu karena LA ODE MBALIBATA tidak memiliki keturunan sedangkan putra MAHKOTA dari ketutunan dari BHETENO NE WULU semuanya meninggalkan Bombonawulu sehingga terjadi kekosongan pengganti, mendengar berita tersebut RAJA LAKILAPONTO menawarkan diri untuk menjadi RAJA BOMBONAWULU, dimana saat itu RAJA LAKILAPONTO telah menjadi RAJA di kerajaan Buton. Sumber juga menceritahkan bahwa saat itu SAHANO OMBONOWULU tidak keberatan dengan tawaran LA KILAPONTO, karena LA KILAPONTO merupakan dari MUNA begituh juga dengan OMBONOWULU yang berasal dari MUNA dgn catatan bahwa setelah SAHA OMBONOWULU mengangkat Rajanya sendiri LA KILAPONTO harus melepaskan jabatannya sebagai RAJA OMBONOWULU, dan LAKILAPONTO menerima usulan SAHA OMBONIWULU tersebut dan untuk membantunya dalam menjalankan pemerintahan di BOMBONAWULU RAJA LAKILAPONTO mengangkat seorang BHONTO ( semacam perdana mentri ) mengingat LAKILAPONTO merupakan RAJA BUTON yang berkedudukan di Wolio. sumber menjelaskan bahwa setelah LA KILAPONTO menjadi RAJA OMBONOWULU, disitulah awalnya Bombonawulu berada dalam wilayah kesultanan Buton. sumber juga menceritahkan bahwa pada masa pemerintahan LA KILAPONTO ini di Bombonawulu kedatangan seorang ulama dari PADANG yg bernama SAYDINA KAMARUDIN atau lebih dikenal oleh orang Bombonawulu dgn sabutan HADI PADHA, menyiarkan agama Islam. Sumber juga menjelaskan bahwa perjalanan ulama HADI PADHA dari Sumatra sebelum tiba di Bombonawulu singgah di kraton Buton, namun di kraton Buton sudah ada Ulama SAYDINA RABBA yang duluan menyiarkan agama Islam, maka LAKILAPONTO menyuruh ulama HADI PADHA utk ke Bombonawulu , dimana saat itu di Bombonawulu masyarakatnya masih percaya dengan kepercayaan SANGIA atau DEWA _ DEWA. Sumber menceritahkan pula bahwa perbedaan masuknya agama Islam di Bombonawulu dengan Buton beda 1 (satu) tahun, ajaran yg diajarkan oleh HADI PADHA di Bombonawulu melalui mulut ke mulut tanpa teks dan penyebaran agama islam saat itu tidak berkembang pesat seperti perkembangan agama islam di Buton.
       
Selanjutnya yang di tulis Oleh "La Yusrie" dalam Blog-nya dengan alamat http://www.orang-gu.com/2014/11/tragedi-1967-di-benteng-kota-bombonawulu.html  bahwa - TAHUN 1967 adalah tahun yang kelam bagi seluruhnya orang-orang Bombonawulu. Dalam tahun yang naas itu keriuhan yang memantik kepanikan terjadi di dalam benteng Kota Bombonawulu, ada huru hara menegangkan yang menimbulkan keributan di sana. Setelah perintah peringatan diabaikan oleh warga, sepasukan tentara dari kodim 1413 Baubau Buton bergerak dengan sigap dan cepat, datang menyerbu memaksa warga benteng kota Bombonawulu untuk dengan segera keluar meninggalkan benteng dan turun tinggal mendekati pantai (kampung lombe sekarang)
Waktu itu pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan aneh yang disebut oleh mereka sebagai proyek restlemen desa atau penyatuan desa. Desa-desa di hutan pegunungan yang sepi diminta dipindahkan turun ke pantai yang desa-desa dan warganya lebih ramai. Tujuan proyek ini adalah untuk memudahkan akses pemerintah dalam melakukan sensus pendataan jumlah penduduk nasional.
Tetapi beberapa sumber lain memberi informasi berbeda bahwa serbuan tentara ke Benteng Kota Bombonawulu itu disebabkan oleh hal yang politis yaitu adanya tuduhan sebagai anggota PKI kepada beberapa tokoh warga di sana.  Maka penangkapan-penangkapan kepada yang dituduh itu dimulailah, dan dengan tanpa dahulu melalui sidang pengadilan mereka telah mendapatkan tudingan bersalah dan dihukum.
Maka masaker yang tragis kembali terulang, terjadilah itu tragedi, menghamparlah itu kekerasan oleh negara. warga benteng kota Bombonawulu menolak turun dipindahkan, apalagi disebut sebagai PKI. Terjadilah pemaksaan dengan kekasaran yang keras di bawah todongan senapan AK dan sepakan kaki berlaras pantovel yang keras dari para prajurit, ratusan orang diseret dengan kasar dipaksa pergi dengan cepat, turun meninggalkan Benteng Kota Bombonawulu.
Banyak dari warga Bombonawulu yang ngotot bertahan karena tak mau meninggalkan kampung yang di situ terdapat situs peninggalan moyang leluhur yang telah dihuni mereka dalam ratusan tahun lamanya itu, karena sikap menolak dan penentangannya itu, mereka mendapatkan kekerasan dari tentara. Dan sekuat-kuatnya dalam melawan dan bertahan, warga yang tak bersenjata itu tak mungkin bisa kuat melawan aparat bersenjata yang dengan angkuhnya datang melibas melindas mereka.
Karena kalah kuat dan takut kena tembak, perlahan warga mulai  kedodoran dan lalu kendur sebelum kemudian sebagian dari mereka memilih mengalah dan mundur. Tetapi ada sebagian dari merekapun yang kukuh bertahan, sekalipun kalah kuat dan terus ditodongi senapan bikinan Rusia itu mereka tak takut, tak pula surut nyali. Sampai tentara kemudian kehabisan kesabaran, yang kukuh bertahan itu diambil satu-satu dengan dipaksa dan dikasari.
Tanpa lagi memakai peringatan yang ngotot bertahan itu dilototi satu-satu lalu diangkut memakai truk tentara dipaksa pergi meninggalkan benteng kota Bombonawulu. Bahkan tak hanya orang-orang yang diangkuti memakai truk itu, aparat tentara juga membawa pergi patung-patung sesembahan peninggalan leluhur dan benda-benda pusaka warisan yang konon katanya dibuat memakai balutan emas murni sebagai material bahannya.
Betapa pedih memerihkannya mendapati diri diusir dengan kasar memakai kekerasan dari tanah leluhur moyang sendiri, bahkanpula tak cukup hanya dibegitukan, barang-barang berharga, pusaka tak ternilai peninggalan moyang leluhur diambil dibawa pergi dan kita hanya melihatnya dengan melongo tanpa ada daya untuk menghalangi dan mempertahankannya. Oh, sungguh memilukan dan itulah yang disebut sebagai sebenar-benarnya tragedi.

0 komentar:

Posting Komentar